Dimana letak ke-logis-annya??
Pasti kita pernah atau sering denger kalimat "what you get is what you gave", atau "efek domino"
atau pernyataan ini
:
 |
“Kepak sayap kupu-kupu di sebuah tempat dapat mengakibatkan badai ditempat lain yang berjauhan.” |
Nah mengenai pernyataan diatas adalah dikenal sebagai
Butterfly Effect dalam teori chaos.
Sekilas mungkin terdengar tidak masuk diakal. Bagaimana bisa kepak sayap dari makhluk kecil seperti kupu-kupu dapat mengakibatkan badai.
Tetapi pernyataan tersebut sering digunakan untuk menerangkan teori Chaos kepada orang awam.
Sebuah usaha untuk me-logis-kan
Butterfly Effect adalah dengan menerangkannya dengan apa yang disebut sebagai non-lokalitas penyebab.
Konsep ini menyatakan bahwa setiap kejadian mempunyai penyebab yang tidak terhitung jumlahnya (infinite cause).
Sebagai contoh, jika seseorang menemukan uang dijalan, maka hal tersebut disebabkan oleh antara lain: ada orang yang menjatuhkannya, dan karena ia (yang menemukan) mengambil jalan dimana orang tadi menjatuhkan uang tersebut. Lalu mengapa ada orang yang menjatuhkan uang? Penyebabnya akan menjadi tidak terhitung jika dilihat dari sudut pandang ini.
Dengan digunakannya konsep non-lokalitas penyebab, maka
Butterfly Effect menjadi sedikit logis. Setidaknya, digunakannya kosep non-lokalitas tersebut mengimplikasikan bahwa ada penyebab-penyebab lain yang ikut berperan serta dalam menjadikan kepak sayap kupu-kupu menjadi badai.
Tapi bagaimana kalau penulis menyatakan bahwa non-lokalitas penyebab tidak relevan dalam membahas Butterfly Effect, atau dengan kata lain, hanya karena kepak sayap kupu-kupu saja, tanpa adanya penyebab yang lain secara implisit ataupun eksplisit, yang menyebabkan badai dalam konteks Butterfly Effect?
Logis kah?
Penulis ini menjawab: logis! Butterfly effect, yang dikemukakan oleh Edward Lorenz, sebenarnya adalah sebuah analogi untuk menerangkan suatu konsep dari teori Chaos, yang disebut dengan sensitifitas terhadap kondisi awal (sensitivity to initial condition). Konsep ini ditemukan oleh Lorenz, yang merupakan seorang meteorolog, ketika ia mencoba memodelkan cuaca. Secara teoritis, konsep ini dapat diterangkan sebagai berikut:
“… ketidakpastian sekecil apapun yang mungkin terdapat pada kondisi awal akan bertambah secara eksponensial seiring dengan waktu, dan pada akhirnya akan menjadi sangat besar sehingga pengetahuan akan kondisi dari suatu sistem menjadi tidak berguna.” (Baranger, Michael: Chaos, Complexity, and Entropy)
Domino Effect Setiap rencana atau rancangan, dalam bentuk apapun itu, pasti memiliki efek atau akibat yang menyertai keputusan dari rencana atau rancangan itu. Sehingga tak ada rencana atau rancangan yang tidak memiliki hasil.
Semua memiliki hasil, baik negatif ataupun positif. Hanya, menunggu waktu dan tempat sajalah, dimana hasil tersebut akan terjadi dan tertulis dalam lintasan sejarah.

Efek Domino, menurut wikipedia, adalah sebuah metafora dari sebuah kejadian beruntun dan berkaitan akibat dua peristiwa atau lebih. Layaknya sebuah rangkaian domino yang diletakkan berjajar satu dengan yang lain, ketika satu dari rangkaian tersebut diganggu (dijatuhkan.red), mengakibatkan domino lainnya ikut terganggu (terjatuh.red). Seperti itulah efek domino.
Jadi, kalau mengikuti definisi Wikipedia di atas, maka efek domino identik dengan “Butterfly Effect” yang terkenal di dunia matematika dan geofisika untuk menjelaskan Theory Chaos dimana dimetaforkan sebuah kepakan sayap kupu-kupu yang mengepak lembut di suatu tempat di Benua Australia bisa menyebabkan munculnya badai dahsyat di Myanmar.
Pada kenyataannya, baik Efek Domino, maupun Theory Domino menurut pakar politik militer, atau pun Butterfly Effect berkaitan dengan suatu perubahan kecil yang menjadi besar karena ada reaksi berantai yang berjalan menggelinding bagai bola salju, sampai akhirnya terjadi perubahan besar.
Apa yang kita pikirkan, ucapkan dan lakukan akan menghasilkan akibat yang menjadi sebab dari kejadian - kejadian setelahnya (dalam hal ini disebut Domino Effect)
Dan semua hal itu adalah trigger kejadian - kejadian lain yang lebih besar yang ada di sekitar kita, bahkan di dunia.
Jadi, semua hal yang kita pikirkan, ucapkan dan lakukan, yang mungkin menurut kita adalah hal yang sepele, kecil, sebenarnya dapat merubah Dunia (Butterfly Effect).
Karma itu sendiri adalah balasan atau akibat dari semua hal itu, baik dalam bentuk positif ataupun dalam bentuk negatif.
Secara bahasa karma berarti perbuatan, secara istilah karma berarti hasil atau akibat dari apa yang kita lakukan.
Hukum karma adalah salah satu hukum mutlak yang ada di alam semesta ini. Hukum karma mengatur tentang sebab dan akibat dari apa yang kita perbuat, bersifat universal dan akan bekerja secara alami dan adil, sebab yang baik akan mengahasilkan hasil/akibat yang baik, sedangkan sebab yang buruk akan menghasilkan hasil/akibat yang buruk pula.
Hal ini sangat berhubungan erat dengan Hukum Tarik Menarik : Hukum Universal ini menunjukkan bagaimana kita menciptakan sesuatu, peristiwa dan orang-orang yang datang ke dalam kehidupan kita.
Pikiran, perasaan, kata-kata dan tindakan memproduksi energi yang, pada gilirannya akan menarik energi-energi yang serupa. Energi negatif menarik energi negatif dan energi positif menarik energi positif.
Mengapa dikatakan hukum yang mutlak, karena tidak ada satu mahlukpun yang bisa mencampuri atau merubah hukum ini sekehendak hatinya. Hukum karma diciptakan Tuhan untuk memberikan keadilan terhadap setiap mahluknya, dan agar mereka bisa belajar dari sikap/tingkah lakunya dan memahami arti-arti kehidupan.
Banyak diantara kita yang telah melupakan salah satu hukum mutlak ini, padahal ini adalah salah satu hukum yang seharusnya kita jadikan pedoman untuk bercermin terhadap perbuatan dan masa lalu kita. Agar kita bisa belajar dari apa telah kita perbuat, dan memperbaikinya lalu membuatnya menjadi jauh lebih baik.
Apakah yang telah terjadi pada kita sekarang ? maka tanyakanlah Apakah yang telah kita sebabkan di masa lalu ?
Karma Negatif Karma negatif (buruk) adalah karma/hal buruk yang didapatkan/dihasilkan karena perbuatan negatif. Karma ini bisa berlangsung dalam kurun waktu yang sangat lama ataupun sekejap, tergantung dari senegatif atau seburuk apa perbuatan yang kita lakukan sebelumnya.
Karma Positif Karma positif (baik) adalah karma/hal baik yang didapatkan/dihasilkan karena perbuatan positif. Karma positif diperoleh selain disebabkan oleh perbuatan yang baik, juga ketika ada mahluk yang bisa memperbaiki karma negatifnya, baik itu secara langsung ataupun tidak langsung.
Sebagai tambahan pengetahuan untuk kita semua, Karma dibagi menjadi tiga macam :
Sancita Karmaphala : karma dari perbuatan dikehidupan yang lalu, tapi baru dirasakan di kehidupan sekarang. Karma ini yang membuat ada orang2 yang sering berbuat jahat tapi dia selalu beruntung (hal ini mungkin disebabkan pada khidupn sebelumnya dia org baik, akan tetapi dia blum sempat merasakan semua karma positif di kehidupan tersebut, maka dr itu sisa karma positif masih melekat dlm dirinya dan akan dilunasi dikehidupan sekarang).
Prarabda Karmaphala : karma dari perbuatan dikehidupan sekarang, dan dirasakan di kehidupan sekarang. karma ini yang membuat ada orang2 yang meskipun sudah melakukan kecurangan dalam mencari keuntungan lebih saat berdagang tapi hidupnya tetap merasa tidak bahagia, sedangkan orang lain yang bersikap jujur meskipun mendapat keuntungan lebih rendah tapi dalam hidup nya dia merasa bahagia.
Krymana Karmaphala : karma dari perbuatan dikehidupan sekarang, tapi baru akan di rasakan di kehidupan yang selanjutnya.